Senin, 11 Mei 2015

Komoditas Ekonomi

Tentang Komoditas Ekonomi
Ada banyak jenis komoditas ekonomi, mulai dari bahan pangan, barang kebutuhan pokok sampai bahan kebutuhan tambahan maupun kebutuhan gengsi. Semuanya tunduk pada prinsip kelangkaan: 'Semakin langka, semakin mahal'.
Perlu diingat bahwa hampir semua barang langka yg mahal itu selalu turun harganya bila dijual setelah dipakai. Pasar menyebutnya barang second hand atau barang bekas. Ia berpindah dari pemilik pertama ke tangan pembeli kedua, ketiga dan seterusnya. Ini berlaku bagi komoditi lux seperti pesawat jet pribadi, kapal pesiar pribadi, mobil super mewah sekelas Bentley, dsb.
Tapi sebaliknya, ada juga barang langka tertentu yg justru bisa meningkat harganya bila dijual setelah dipakai. Terutama bila yang menggunakan adalah para penggede dan para pesohor. Contoh menarik ttg ini adalah batu akik Bacan. Akik Bacan yg kini dipakai Obama bisa selangit harganya, kalau Obama mau menjualnya. Blue Jeans bekas pakai Madonna atau Jacket almarhum Michael Jackson juga bisa dijual jauh melampaui harga waktu mereka beli, katanya.
Tiba-tiba ada yang nanya, 'Kalau harga barang senilai Rp. 80 jt sekali pakai, tapi waktu berpindah tangan ke pembeli berikutnya harganya masih tetap Rp. 80 jt apa pulak namanya? Komoditi juga gak tuh'?
Yang ditanya gak mau jawab,

Jumat, 08 Mei 2015

berita

berterimakasih kpd humas bll atas postingan ttg pasar Namun perlu kami informasikan bahwa:
1. Kewajiban untuk menyetor 30% kpd pemda tdk didasari dgn dasar hukum yg kuat, hanya berdasarkan hasil kajian semata.
2. Setoran keuntungan 20% dari pengelola pasar desa kepada pemda, masih sebatas usulan hasil dari musyawarah Tim Ekonomi Desa (TED)
3. Atas usulan TED melalui surat resmi dan proposal yang lengkap dengan rincian biaya pengelolaan serta pemanfaatannya, harusnya segera mendapat tanggapan balasan dari pemda dalam hal ini bupati bll, bila perlu memanggil TED untuk duduk bersama, tidak menanggapi melalui opini di media, bahkan melempar lagi ke legislatif. (Kapan selesainya??!!).
4. Bahwa masyarakat   sangat ingin mempunyai pasar, karena selama ini masyarakat Sangsit tidak punya pasar, tetapi ada pasar di desa Sangsit. karena pengelolanya orang luar/PD Pasar.
5. Masyarakat sangat menghargai dan menghormati pemda Bll dan lembaga terkait, sehingga selalu santun dan mengikuti prosedur dlm menyelesaikan masalah, berusaha tidak arogan.
Mudah2an informasi ini bisa dijadikan pertimbangan kpd pihak yg terkait juga masyarakat

Kamis, 30 April 2015

Kunci sukses

Orang yang di depan itu tadi bilang, bahwa: 'Kunci sukses bagi pelaku bisnis adalah memahami sifat dan selera konsumen. Rata-rata konsumen, apapun warna kulitnya dan seberapa banyakpun duitnya, mereka selalu ingin membeli barang asli yang bagus, murah dan bisa nawar', katanya.
Ada yg nanya, 'Terus pebisnis yg ingin sukses hrs gimana dunk?.
Ya juallah barang asli yg bagus, murah, bisa ditawar, bayarnya bisa nyicil dan konsumen pembelinya dapat bonus lagi', jawabnya.

Rabu, 29 April 2015

investasi

Animo masyarakat untuk berinvestasi sangat besar. Buktinya, banyak masyarakat berbondong-bondong menanamkan uang mereka pada lembaga investasi abal-abal yang menawarkan keuntungan 3 kali lipat dalam beberapa bulan saja, yang pada akhirnya merugikan mereka sendiri. Di sisi lain, pertumbuhan reksadana, produk resmi yang telah diakui OJK dan BI, sangat lamban. Sesuai data, sampai saat ini baru tercatat 250.000 investor reksadana. Padahal sekarang reksadana bisa dibeli secara eceran, dengan nominal Rp. 100.000. Bisa dibeli di bank-bank sebagai agen penjual. Bahkan katanya, penjualan reksadana akan diperluas sampai ke kantor pos. Target OJK dan BI untuk menjaring investor reksadana 5 juta sampai tahun 2017 ini, masih sangat jauh. Pemasaran reksadana pun mulai gencar dilakukan. Masyarakat bisa memilih, selain emas batangan, mereka bisa berinvestasi di bursa saham dengan cara yang mudah, dan dikelola manajer investasi berpengalaman. Sekarang tergantung pilihan masyarakat. Kalau emas batangan, mereka harus menyiapkan uang banyak. Sedangkan kalau reksadana, mereka bisa membeli secara eceran dengan nominal terendah Rp. 100.000.


disiplin keuangan



Saya Lebih senang meminjam uang di bank daripada nenabungkan uang saya Di bank...karena bank memang dibuat untuk dan mendapatkan keuntungannya dengan meminjamkan uang (milik orang lain) kepada mereka yang mau menggunakan uang orang lain (UOL)...
Yang perlu saya lakukan adalah berlatih secara disiplin untuk mengelola dan menggunakan uang yg dipinjamkan bank ITU dengan cermat agar saya bisa mengembalikan pinjaman dengan tepat waktu...
Sehingga...berikutnya bank mau meminjamkan uang orang lain lagi kepada saya dalam jumlah yang lebih banyak...
Jadi, saya yang sebelumnya enggak punya uang...jadi bisa punya uang...
Memang begitu....