Hayo adik-adik disini siapa nih yang nasih nganggur cari-cari kerja?
Atau adakah agan disini yang punya anak hanya lulusan sekolah menengah
atas namun sudah berbulan-bulan sulit cari kerja?
Atau ada yang sudah tes sana-sini hasilnya nihil karena gagal diterima bekerja di sebuah perusahaan?
Bahkan mungkin ada juga yang sempat usaha cari kerja dengan masuk
yayasan yang ujungnya banyak pihak outsourch dibidang pekerjaan dengan
profesi Cleaning Service, Office Boy, Satpam, Sales, Buruh dan Kurir.
Dan menariknya saat ini hampir keseluruhan yang melamar adalah
berpendidikan sekolah memengah atas, mau itu namanya SMU, SMA atau SMK
sama saja sih.
Yah, ternyata setelah sekolah tinggi-tinggi hanya bekerja dalam ruang
lingkup dengan pekerjaan yang jauh sama sekali dengan apa yang diajarkan
oleh guru-guru.
Bahkan untuk operator mesin sekalipun ketika menjadi buruh di pabrik
tidak ada sama sekali pelajaran sekolah yang menunjang pekerjaan
tersebut, contoh mesin molding nah bagi yang belum tau ini adalah mesin
untuk pencetakkan plastik yang paling umum digunakan untuk menghasilkan
produk plastik di berbagai industri.
Apakah disekolah selain sekolah kejuruan mesin diajarkan untuk nengoperasikan mesin ini?
Cara Kerja Mesin Molding
Tentu tidak, tapi apakah mesin ini susah untuk dipelajari? Tidak juga,
untuk mempelajari mesin ini cukup 2 hari juga sudah bisa sebenarnya.
Bahkan sebagai operator mesin pekerjaannya juga akan monoton setiap hari
ya tugasnya itu-itu saja hingga bosan.
Lantas, dengan banyaknya lulusan baru yang akan bersaing mencari kerja
setiap tahunnya sedangkan perusahaan baru tumbuhnya tidak pesat maka apa
yang akan terjadi?
Akan banyak jumlah pengangguran yang akan meningkat, ini baru disekitar
pendidikan sekolah menengah atas belum lagi yang berada di pendidikan
kelulusan Sarjana.
Maka, profesi Sales, Satpam, Kurir, Cleaning, OB, dan sejenisnya akan
banyak juga yang antri untuk melamar karena apa? Butuh uang, agar masa
depan tidak kekurangan.
Padahal kalau bicara logika profesi diatas tidak harus lulusan sekolah
menengah atas yang saat ini menguras kantong orang tua murid, bayangkan
beli seragam, buku, hingga adanya study tour, bahkan sekarang semua
kelulusan ada wisudanya dari Taman Kanak-Kanak hingga kuliah dan
biayanya juga lumayan bagi rakyat yang hidupnya pas-pasan.
Kita ambil contoh menjadi satpam sebenarnya asal penampilan menarik,
rajin olahraga, fisik prima, dan mengantongi pelatihan semi militer
sudah cukup mau dirinya berpendidikan apapun itu. Apakah di sekolah
menengah atas ada pendidikan dan tata cara menjadi satpam? Tentu saja
tidak, pelatihan semi militer diambil setelah lulus sekolah.
Atau menjadi Cleaning apa pekerjaannya? Ngepel, nyapu, ngelap dan
sejenisnya apakah pekerjaan yang berkaitan dengan bersih-bersih menjadi
inti dari pendidikan di Indonesia? Tentu tidak.
Karena berhubungan dengan General Cleaning ( Pembersihan menyeluruh)
berarti bahwa selain pekerjaan Basic dan Daily harus ada pekerjaan yang
agak riskan dilakukan di jam sibuk seperti pembersihan lantai
menggunakan mesin Polisher (Brushing, Buffing, Kristalisir dan lainnya).
Ini yang dinamakan mesin polisher
Operasional mesin polisher ini tidak didapatkan di sekolah, apa cara
mengoperasikannya mudah? Jelas mudah, bahkan 2 hari belajar agan bisa
masuk jadi tim GC, lebih sulit belajar mobil atau motor dibandingkan
memainkan mesin ini.
Nah dari beberapa profesi diatas, ternyata sekolah tidak mengakomodasi
pelajaran-pelajaran diatas kecuali sekolah kejuruan mungkin saat ini ada
jurusan cleaning, housekepping dan sejenisnya saya juga kurang ilmu,
atau ada jurusan menjadi satpam, kurir, sales dan sejenisnya saya juga
kurang ilmu.
Namun para siswa di Indonesia yang saya tahu berlomba di bidang
pendidikan hukum, agama dan ekonomi tiga ilmu ini yang banyak diminati
oleh para siswa. Tak heran kalau para ahli banyak di 3 bidang ini,
hingga akhirnya kita kekurangan ahli-ahli yang lain.
Ini juga yang menjadi alasan kenapa para siswa susah cari kerja, karena
mereka menganggap profesi cleaning, sales, satpam, kurir dan sejenisnya
adalah profesi kelas bawah. Padahal tanpa profesi diatas akan banyak
dampak yang terjadi bagi profesi yang dianggap kelas atas.
Apa yang ada di pikiran siswa, ketika itu terjadi? Masa sudah sekolah
bertahun-tahun, menghabiskan banyak biaya, lulus dengan predikat juara
kelas, ternyata hanya bekerja di strata profesi kelas bawah, maka yang
terjadi mereka rela nganggur untuk mendapatkan pekerjaan dengan strata
kelas atas, tak heran koneksi, dan uang pelicin menjadi solusi.
Selanjutnya, budaya strata yang sudah ada dari zaman nenek moyang itu
menimbulkan penjajahan pada rakyatnya sendiri. Jangan heran kalau banyak
pengusaha lokal menerapkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
menekan pengeluaran sekecil-kecilnya dan yang tergencet adalah yang
berprofesi di strata kelas bawah.
Hasilnya budaya pungli, korupsi, dan sejenisnya merajalela, kalau tidak
sunat menyunat kalah gengsi hidupnya dengan tetangga nanti.
BACA JUGA :