Minggu, 19 Januari 2020
Budi Daya Udang Vaname Dengan Kolam Sederhana
Petani umumnya kurang berminat melakukan budi daya udang. Sebab memerlukan lahan yang luas dan modal yang besar.
Nah, padahal budi daya udang jenis vaname secara semiintensif bisa menekan biaya produksi tapi hasil panen lebih tinggi. Budi daya semiintensif ini adalah teknik budi daya udang dengan kolam yang sebagian dilapisi plastik dan tambahan kincir air sebagai pemasok oksigen.
Konstruksi kolam tempat budi daya udang juga bisa diubah menjadi lebih dalam. Hasilnya, dari tambak seluas 2.000 m2, petambak dapat memperoleh hasil sekitar 1.500 kg udang siap panen. Jika dengan sistem tradisional (tanpa kincir angin), populasi udang paling banyak hanya 5 ekor per meter persegi. Namun, dengan semiintensif, populasi udang vaname dapat mencapai 60 ekor per meter persegi.
Mengubah jenis udang yang dibudidayakan masyarakat dari jenis windu ke vaname. Udang vaname dapat hidup dengan kepadatan populasi yang lebih tinggi dibanding dengan jenis windu. Dalam budi daya secara intensif, udang windu petambak hanya dapat membudidayakan 40 ekor per meter persegi. Sementara dengan jenis vaname petambak dapat membudidayakan udang lebih besar, yaitu 100 ekor setiap meter perseginya.
Selain itu, udang vaname cukup prospektif di daerah-daerah yang dekat pantai, apalagi undang jenis vaname mampu bertahan hidup dengan tingkat salinitas 15%. Karena dapat hidup dalam kerapatan yang lebih tinggi, bisa dibuat konstruksi kolam yang lebih dalam. Kedalaman kolam tersebut memengaruhi banyaknya udang yang dapat dibudidayakan.
Kiat Budi Daya Udang Vaname
Pembudidayaan udang dalam lahan tambak seluas 2.000 m2 (ukuran 40 m x 50 m). Kedalaman tambak 1,5 meter dengan perincian 1,2 m untuk kedalaman air dan 0,3 free board atau batas air dengan tinggi kolam. Modifikasi kolam tersebut jauh lebih dalam jika dibanding dengan kolam budi daya windu yang hanya 80 cm kedalaman airnya.
Sebagian kolam juga dilapisi dengan plastik (mulsa) 80 mikron dan setiap kolam dilengkapi dengan 2 aerator (paddle wheel) 1 HP sebagai sumber oksigen terlarut dalam kolam. Sebagai penggerak paddle wheel atau kincir menggunakan genset 5 kva. Sebagai penjaga pH air budi daya, digunakan sumber air berupa sumur bor/air tanah di sekitar kolam yang dilengkapi dengan pompa air alkon sehingga dapat menjadi sumber air dengan salinitas rendah (15 ppt).
Pada bagian dasar kolam, juga melebihkan plastik yang menutupi bagian dasar mencapai 3-4 meter yang menjadi finding area atau area yang digunakan saat menempatkan makanan udang. Tujuannya, agar makanan udang yang disebar tak lantas bercampur dengan lumpur.
Pada kolam tambak seluas 2.000 meter persegi dan kerapatan sebar 50-100 ekor per meter persegi menurut Supono membutuhkan dua kincir air. Daya listrik yang digunakan bisa bersumber dari arus PLN ataupun genset. Namun, untuk menghemat pada udang di bawah usia satu bulan cukup digunakan satu kincir saat siang hari, tetapi saat malam hari keduanya harus dihidupkan.
Pada budi daya semiintensif tersebut juga dilengkapi dengan tandon atau kolam yang menjadi penyuplai air ke dalam kolam budi daya. Dengan tandon tersebut petambak dapat mengontrol kualitas air dan lebih mudah jika melakukan penggantian air.
Salah satu keuntungan budi daya vaname semiintensif tersebut, setiap petambak dapat melakukan sedikitnya tiga kali siklus penamenan: dua kali panen secara parsial dan satu kali panen raya.
Panen parsial pertama dilakukan saat udang sudah memasuki uasi 70 hari. Potensi dari lahan seluas 2.000 meter persegi pada panen perdana tersebut ditaksir mencapai 300 kg. Panen parsial kedua kembali dilakukan saat memasuki usia budi daya 90 hari, potensi udang yang dipanen sama dengan panen perdana mencapai 300 kg.
Pemanenan secara bertahap merupakan cara mengurangi kepadatan ketika udang sudah mulai bertumbuh besar. Hingga memasuki usia budi daya 120 hari siap dilakukan panen raya dengan potensi mencapai 900 kg. Selain itu, panen secara bertahap juga dapat menyiasati modal produksi yang harus dikeluarkan petambak untuk makanan udang dan biaya produksi lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar