Minggu, 19 Januari 2020
Trik Psikologi Dibalik Promo Belanja Natal
Memasuki akhir tahun, Anda pasti sering melihat promo belanja Natal bukan? Hal ini sering terlihat lewat banner promo di mall, sosial media, koran, dan juga tempat lainnya. Begitu melihat promonya, Anda pasti tergiur untuk menghabiskan uang Anda untuk berbelanja.
Tanpa Anda sadari, ada banyak trik yang dilakukan oleh tempat-tempat perbelanjaan dan penjual untuk memikat pelanggan. Mereka berusaha membuat promo-promo menarik yang membuat Anda berbelanja. Salah satu hal yang mereka gunakan adalah trik untuk memikat pelanggan lewat psikologi pelangan.
Dengan trik psikologi yang tepat, para pelanggan bisa terhipnotis dan membeli barang-barang yang tidak diinginkan. Berikut ini, contoh-contoh trik psikologi yang kerap digunakan untuk membuat Anda rela menggelontorkan uang untuk berbelanja.
FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO atau fear of mission out merupakan sebuah trik psikologi yang kerap digunakan untuk marketing. Trik ini digunakan untuk menimbulkan rasa khawatir orang-orang sehingga timbul rasa urgensi untuk segera membeli barang sebelum kehabisan.
Contoh-contoh trik yang digunakan adalah:
- Midnight Christmas Sale
- Promo khusus yang hanya ada selama akhir tahun
- Promo dengan tenggat waktu yang tepat
Trik-trik diatas cukup ampuh dalam membuat para pelanggan untuk berbelanja dengan munculnya rasa khawatir jika mereka tidak dapat mendapatkan promo atau diskon khusus selama berlangsung. Tak heran, jika banyak pengusaha atau tempat perbelanjaan berusaha membuat promo semenarik mungkin dengan trik FOMO.
Stimulus berlebihan
Saat masuk ke sebuah tempat perbelanjaan, Anda pasti disuguhkan oleh ornamen-ornamen Natal yang tersedia di berbagai tempat. Biasanya, ada pohon natal yang terletak di pusat mall serta alunan lagu Natal yang akrab di telinga kita.
Tahukah Anda kalau hal-hal itu dapat memancing kita untuk berbelanja? Hal-hal itu merupakan stimulus yang dapat mendorong kita untuk berbelanja. Ahli psikologi dari abad ke-19, Ernst Weber mengatakan bahwa stimulant-stimulan yang ada dapat membuat seseorang melakukan sesuatu. Semakin kuat dan sering intensitasnya maka, hal itu akan mempengaruhi alam bawah sadar seseorang.
Dalam hal ini, suasana Natal yang terbangun berkat ornament serta lagu-lagu Natal yang ada dapat membuat mereka terpicu untuk berbelanja. Di zaman sekarang, stimulant itu bisa berbentuk postingan di sosial media yang mendorong orang-orang untuk berbelanja. Dibutuhkan skill copywriting yang provokatif serta desain gambar yang menarik untuk membuat seseorang berlaku diluar kesadarannya.
Ketidakmampuan untuk meramal masa depan
Manusia tidak memiliki kemampuan meramal masa depan dengan baik. Apa yang mereka canangkan terkadang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di masa depan. Teori ini dinamakan sebagai teori precognition.
Manusia membuat keputusan berdasarkan hipotesis yang mereka buat berdasarkan banyak faktor. Dalam hal belanja, kita berpikir akan membeli barang-barang yang kita butuhkan lewat pikiran kita. Sayangnya, pikiran kita bisa terpengaruhi dengan mudah lewat bujuk rayu promo yang tersebar dimana-mana.
Tak heran jika ada banyak orang yang berlomba-lomba untuk membeli barang yang tidak mereka butuhkan. Sehingga, barang yang dibeli kadang tidak terpakai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar